Rabu, 22 Februari 2012

Ilmu Yang Bermanfaat .........


Untuk menjadi umat yang terbaik, Islam menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan. Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan. Untuk memperoleh kebaikan dunia dengan ilmu, untuk beroleh kebaikan akhirat dengan ilmu.

Kriteria ilmu yang berguna  didasarkan pada tujuan ibadah. Dr Mahdi Ghulsyani menegaskan bahwa salah satu cara untuk menolong manusia dalam perjalanannya menuju Allah adalah ilmu dan hanya dalam semacam inilah ilmu dipandang bernilai.

Dengan bantuan ilmu, seorang Muslim, dengan berbagai cara dan upaya dapat  mendekatkan diri kepada Allah.Berdasarkan landasan ini,  ilmu dikatakan bermanfaat bila pertama, dengan ilmu itu ia dapat meningkatkan pengetahuannya akan Allah. Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah ditaati dan disembah dengan ilmu. Begitu juga kebaikan dunia dan akhirat bersama ilmu, sebagaimana kejahatan dunia dan akhirat karena kebodohan.”

Kedua, dengan ilmu itu, ia dengan efektif dapat membantu mengembangkan masyarakat Islam dan merealisasikan tujuan-tujuan, yaitu berbagai aktivitas  menuju keridhaan Allah.Orang yang mencari  ilmu untuk menuju keridaan Allah pun  mendapat kedudukan yang istimewa, seperti yang diterangkan Nabi, “Barangsiapa mati ketika sedang mencari ilmu untuk menghidupkan Islam, dia di surge sedearajat di bawah para Nabi.”

Ketiga, dengan ilmu itu,di samping dapat membimbing dirinya, ia dapat juga membimbing orang lain kepada kebaikan. Nabi bersabda, “Allah akan menyayangi penerus-penerusku.” Belia ditanya,” Siapakan para penerus itu?” Beliau menjawab,”Mereka yang menghidupkan sunnah-sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah.”

Keempat, dengan ilmu itu, ia dapat memecahkan berbagai persoalan pribadi, masyarakat dan lingkungannya.Bukankah sebaik-baik orang itu yang paling bermanfaat bagi sesamanya.Nabi bersabda,”Setiap manusia itu keluarga Allah, dan manusia yang paling dicintai-Nya adalah yang paling bermanfaat bagi keluarga-Nya.”

Sebaliknya, bila ilmu itu dicari tidak diniati karena Allah, tidak menambah kebaikan bagi dirinya dan orang di sekitarnya, ilmu itu tidak bermanfaat. Setiap ilmu yang tidak menolong manusia menuju Allah seperti muatan buku yang dibawa di atas keledai.Tuhan berfirman,”Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal …(QS 62:5).

Salah satu aktivitas mempelajari dan menguasai ilmu itu adalah berpikir.Berpikir adalah kegiatan menggunakan potensi akal manusia untuk mendapatkan informasi, dan mengembangkan ilmu.Banyak ayat Alquran yang menganjurkan manusia itu berpikir,dengan padanan kata, seperti merenung, memikirkan, memperhatikan,dll.Ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan berpikir dalam kehidupan manusia. Selain membedakan manusia dari makhluk lain, berpikir juga mengarahkan manusia kepada kesempurnaan hidup.

Agar manusia itu tidak salah dalam berpikir, Tuhan membimbing manusia bagaimana cara berpikir sehat.Diturunkannya Alquran dan diutusnya Nabi kepada manusia dimaksudkan agar manusia berpikir dengan sehat. Dalam pandangan Islam, berpikir sehat itu berpikir yang menghasilkan berbagai kebaikan dan manfaat.Berkaitan dengan berpikir sehat, Tuhan memerintahkan umat Islam untuk mendasari berpikir itu dengan ingat kepada Allah dan untuk mencari keridhaan Allah.Dalam membaca yang di dalamnya ada proses berpikir,  Tuhan memeritahkannya dengan diiringi nama-Nya ( Al-‘Alaq:1-5).”

Dalam kitab Nashoihul Ibad, Ibnu Hajar Al-Ashqolani mencatat pendapat jumhur ulama tentang  berpikir yang membawa kesempurnaan hidup .Berpikir dapat dilakukan dalam lima hal.Pertama, berpikir mengenai tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah sehingga lahir tauhid dan keyakinan kepada-Nya. Memperhatikan, memahami, dan merenungkan penciptaan diri dan  alam sekitarnya dapat mengarahkan manusia kepada keyakinan akan keberadaan Tuhan. Tuhan berfirman,”Dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yakin kepada Allah dan pada diri kalian, tidakkah kalian memperhatikan? (Q.S. 51:20-21)”

Kedua, berpikir tentang kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Allah sehingga lahir rasa cinta dan syukur kepada Allah.Rasa cinta ditandai dengan mementingkan Allah dari lainnya dan rasa syukur ditandai dengan menggunakan anugerah Allah kepada jalan-jalan yang diridhai-Nya.

Ketiga, berpikir tentang janji-janji Allah sehingga lahir rasa cinta  kepada Allah dan optimistis dalam kehidupan. Dalam kehidupan ini, ada hukum sebab akibat dan sebab dari segala sebab adalah  adalah Allah. Dalam berusaha dan berjuang, Allah akan memberikan suatu sesuai dengan kadar usahanya.Kalau seseorang itu tekun bekerja dan berdoa, tentu dia akan mendapatkan yang sesuai dengan yang diusahakan.Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam beruasaha, ia akan  mendapatkan hasil sesuai dengan kesungguh-kesungguhannya. Tuhan berfirman, “Allah menjanjikan orang-orang beriman dan beramal saleh bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang terdahulu berkuasa.”  

Keempat, berpikir tentang ancaman Allah sehingga melahirkan rasa takut. Rasa takut akan ancaman Allah akan membuat seorang hamba takut bermaksiat kepada Allah sehingga akan hati-hati dalam melangkah.Ia menjaga hati dan pikiranya untuk tidak berprasangka buruk kepada Allah. Dia akan menjada lidah dan tangannya untuk menyakiti atau menzalimi orang lain.

Kelima, berpikir tentang sejauh mana ketaatannya kepada Allah sehingga melahirkan gairah untuk beribadah. Berdasarkan keterangan Alquran dan hadis, ibadah merupakan cara seeorang hamba mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah merupakan cerminan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya.Ketaatan hamba kepada Tuhan kalau seseorang itu menyadari bahwa diciptakannya manusia itu beribadah dan Tuhan bersama dirinya di mana pun dia berada.Karena merasa dirinya diawasi Tuhan ia pun akan melakukan yang terbaik demi mendapatkan keridhaan Tuhan.

Dengan berpikir dalam lima hal tersebut, seseorang diharapkan  akan mencapai kemampuan intelektual, mental, dan spiritual yang berguna dalam menjalani hidupnya. Bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk lingkungannya.Dengan ilmu dan kemampuannya, ia dapat beroleh kebaikan tidak hanya di dunia tetapi juga kelak di akhirat.Oleh Abdur Rosyid Di Kutib dr Risalah ( Nurkholik )

Jumat, 10 Februari 2012

Begini Cara Mencintai Rasulullah



Seorang hamba sahaya bernama Tsauban sangat ingin berjumpa dengan Rasulullah. Sebab, ia sangat mencintai dan mengagumi akhlak dan kepribadian Nabi akhir zaman tersebut. Namun, tempat tinggalnya sangat jauh, sehingga ia sulit berjumpa dengan Rasul SAW.

Pada suatu hari, Tsauban dapat bertemu dengan Rasulullah. Kesempatan itu digunakannya untuk mendengarkan segala nasihat dan tausiah dari Rasul SAW. Mengetahui Tsauban, Rasulullah tampak heran, sebab warna kulitnya tidak seperti warna kulit orang yang sehat, tubuhnya kurus, dan wajahnya menandakan kesedihan yang teramat mendalam. Rasul pun bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu seperti ini?"

"Wahai Rasulullah, yang menimpa diriku ini bukanlah penyakit, melainkan ini semua karena rasa rinduku padamu yang belum terobati, karena jarang bertemu denganmu. Dan, aku terus-menerus sangat gelisah sampai akhirnya aku dapat berjumpa denganmu hari ini," ujarnya.

"Ketika ingat akhirat, aku khawatir tidak dapat melihatmu lagi di sana. Karena, saya sadar bahwa engkau pasti akan dimasukkan ke dalam surga yang khusus diperuntukkan bagi para nabi. Kalaupun toh saya masuk surga, saya pasti tidak akan melihatmu lagi, karena saya berada dalam surga yang berbeda dengan surgamu. Apalagi jika saya nantinya masuk neraka, maka pastilah saya tidak akan dapat melihatmu lagi selama-lamanya," tukas Tsauban. Mendengar curahan hati si budak Tsauban tersebut, Rasulullah pun menjawab, "Insya Allah engkau (berkumpul) bersamaku di surga."

Kisah di atas menyiratkan akan ganjaran bagi orang yang memiliki kekaguman dan kecintaan akan sosok Nabi Muhammad SAW. Bahkan, kerinduannya untuk bertemu dengan sang pujaan, mengalahkan segalanya hingga kesehatannya menurun drastis.

Bentuk kecintaan pada Rasulullah, bukan diukur melalui berapa banyak pujaan atau pujian untuk Rasulullah SAW, melainkan bagaimana sikap dan perilakunya untuk melaksanakan segala apa yang biasa dilakukan oleh panutannya itu (menjalankan sunah). Artinya, kecintaan itu datangnya dari hati dan diamalkan dengan perbuatan, bukan dengan sekadar kata-kata.

Di saat banyak orang menyebarkan fitnah yang dialamatkan pada Rasul SAW, maka salah satu bentuk kecintaan seorang Muslim yang bisa diwujudkan adalah dengan kembali menelaah lebih dalam sirah kehidupan beliau melalui berbagai literatur tentang pribadi beliau. Sebab, pengetahuan yang minim tentang Rasulullah pada sebagian umat Islam, akan menjadi celah bagi sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melemahkan keyakinan umat Islam lewat propaganda dan pemutarbalikkan fakta. Karena itu, dalam membaca sirah nabawiyah pun, harus dipahami makna dan esensi dari akhlak Rasul SAW.

Dan satu hal yang paling esensial dalam menumbuhkan kecintaan pada Rasul SAW adalah meneladani segala perbuatan dan perkataannya. Juga menaati apa yang diperintah dan menjauhi semua yang dilarangnya. Wallahu a'lam.
Oleh Muhammad Itsbatun Najih

YANG MUDA , YANG BERJAYA......!! ( KORUP )

Mengerikan! Berita akhir-akhir ini perihal rekening gendut puluhan PNS (Pegawai Negeri Sipil) muda sungguh mengerikan. Para aparat negara walau masih muda saja sudah berjaya dalam melahap harta negara puluhan dan bahkan ratusan milyar rupiah, apalagi kalau sudah tua nanti saat mereka ini memegang tongkat estafet kepemimpinan di jajaran birokrasi.
Ilustrasi Uang Suap
Cobalah tengok Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat yang juga mantan anggota Badan Anggaran DPR-RI, masih berusia muda sekitar 33 tahun namun sudah mampu menggarong uang negara ratusan milyar rupiah. Kisahnya ini mampu menggegerkan jagad perpolitikan negeri ini berbulan-bulan, karena kelihaiannya menyeret-nyeret dan membawa para petinggi partai penguasa negeri ini. Dan bahkan dia sempat berhasil melarikan diri keluar negeri dan mengumbar kebobrokan sistem birokrasi negeri ini dari luar negeri dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang memang sedang digandrungi para kawula muda negeri ini.
Disamping itu, beberapa bulan  sebelumnya kita juga disuguhi “kehebatan” seorang anak muda yang baru berusia awal 30-an juga, yang cukup cerdik menggangsir uang negara dari sektor perpajakan, yakni Gayus Tambunan. Yang dengan lihainya berhasil mengumpulkan dan memupuk pundi-pundi kekayaanya sampai ratusan milyar rupiah.
Bahkan saat sudah berstatus terdakwa maupun terpidanapun  dia bisa mengelabuhi hukum dengan cara berkongkalikong dengan aparat hukum, mulai dari polisi, jaksa, hakim, pengacara sampai sipir penjara. Hukum di negeri ini dengan enteng dipermainkan olehnya berkat uang haram yang disogokkan kepada para aparat hukum yang menanganinya.
Dan terakhir, baru-baru ini ada berita yang dilansir oleh Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) bahwa telah ditemukan puluhan rekening gendut berisi milyaran rupiah yang dimiliki oleh puluhan PNS muda. Sungguh mengagetkan karena mereka itu para PNS muda tentunya tidak akan bisa mengumpulkan uang puluhan miluar rupiah hanya dari  penghasilan mereka sebagai PNS.
Yang lebih mengerikan lagi konon rekening gendut ini dimiliki oleh PNS-PNS muda di daerah. Ini artinya cengkeraman korupsi sudah benar-benar membelit negeri ini dari pusat hingga daerah.
Para pegawai negeri sipil (PNS) muda terindikasi melakukan korupsi dan memiliki rekening gendut berisi uang puluhan miliaran rupiah merupakan fenomena baru.
Jika masih muda dan jabatannya masih “ecek-ecek” saja sudah lihat korupsi puluhan milyar rupiah, apalagi nanti jika mereka sudah tua dan memiliki jabatan tinggi dan strategis. Terus mau dibawa kemana negeri ini?.
Sangat mengerikan sekali, karena PNS-PNS muda itu yang akan menggantikan para generasi tua PNS yang sekarang. Mereka sudah terdidik, terbiasa dengan perilaku korup sejak dini seperti itu. Ini menandakan bahwa masa depan pelayanan publik dan birokrasi kita benar-benar suram, dan akan  berakibat fatal bagi penyelenggaraan negara kedepannya.
Dan ini juga menandakan bahwa reformasi birokrasi yang digembar-gemborkan hanyalah pepesan kosong belaka. Alih-alih sebagai sarana mencetak dan membenahi birokrasi supaya efektif dan effesien, malah justru sebaliknya yakni sebagai pencetak birokrasi yang koruptif dan penuh manipulatif.
Untuk itu reformasi birokrasi yang sedang dijalankan perlu dilakukan reorientasi dan revitalisasi (reformasi birokrasi plus) serta percepatan dalam pelaksanaanya. Sehingga reformasi birokrasi yang dijalankan mampu membersihkan birokrasi dari sifat-sifat koruptif dan manipulatif. Dan bahkan screening terhadap semua PNS terhadap “bahaya laten korupsi” perlu dilakukan. Semisal screening kepada semua PNS terhadap keterlibatanya pada G-30 S PKI pada jaman orde baru dulu.
Untuk melakukan percepatan reformasi birokrasi plus tersebut minimal ada 5 hal yang harus segera dilakukan pemerintah  utamanya dalam  pemangkasan birokrasi yang kuruptif.
Yang pertama adalah mengkaji ulang proses rekrutmen CPNS. Perlu dilengkapi dengan profile assessment dan kompetensi yang harus  dibarengi dengan kualitas moral dan etika. Tanpa profile assesment niscaya bagaikan membeli kucing dalam karung.
Dan tanpa mengecek dan mengassess moral dan etika para calon aparat maka sama artinya akan membiarkan para aparat terus tercemar oleh perbuatan nista tak berakhlak yang rajin menggasak uang rakyat.
Kedua, perlu mengkaji ulang materi diklat CPNS, dan diklat lainnya dengan memasukan materi yang menekankan nilai-nilai kejujuran. Dengan demikian diharapkan para CPNS muda terebut nantinya mempunyai pegangan serta landasan moral dan akhlaqul karimah dalam pengabdianya kepada nusa dan bangsa.
Ketiga, pembenahan di dalam sistem promosi, rotasi dan mutasi PNS. Dalam melakukannya yang harus dijadikan pertimbangan adalah kapabilitas dan rekam jejak perilaku dan etikanya.Tanpa pertimbangan seperti itu niscaya bagaikan memupuk setiap perilaku koruptif dan amoral yang timbul. Dan ini diharapkan akan menimbulkan efek jera kepada para PNS dalam pengabdiannya jika ada yang menyimpang.
Langkah keempat adalah melakukan audit kinerja scara berkala, terutama pada penyimpangan perilaku. Dengan audit ini diharapkan akan terdeteksi secara dini setiap ada penyimpangan moral dan etika dari para PNS, sehingga nantinya bisa dilakukan pembenahan secara maksimal.
Kelima adalah mengkaji ulang proses hukuman yang panjang dan berbelit-belit bagi PNS yang melanggar. PNS harus bisa dikenai sanksi secara cepat dan tepat serta hukuman setimpal. Hal ini untuk memotong generasi PNS korup dan berkinerja  buruk segera tanpa akan menyebarkan virus koruptif ini kepada PNS lainya.
Adanya perkara kasus rekening gendut PNS muda ini harus direspons cepat dan segera dilakukan pembenahan birokrasi oleh seluruh pejabat kementerian, lembaga negara dan pemerintahan daerah. Tanpa respon yang cepat dan tindakan pembenahan yang nyata niscaya penyakit koruptif dan manipulatif akan diwariskan ke generasi PNS mendatang dan bahkan akan semakin bertambah derajat kekoruptifannya.
Jangan sampai pemeo “yang muda, yang luar biasa” (korupsinya) menjadi trend yang sangat menarik generasi muda untuk menjalankannya. By Khozanah Blog

Janji Kampaye Bupati Tuban "HUDANOOR"


4.jpg




bersama HUDANOOR
MENUJU TUBAN MAKMUR


VISI TERWUJUTNYA MASYARAKAT TUBAN YANG LEBIH MAJU, RELIGIUS, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT DALAM TATA PEMERINTAHAN YANG KREATIF DAN BERSIH
MISI 1.    Meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkeadilan.
2.    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas kesejahteraan sosial.
3.    Peningkatan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing global berbasis pertanian, perdagangan, industri, pariwisata serta jasa secara berkelanjutan
4.    Meningkatkan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam semua aspek kehidupan.
5.    Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha serta menumbuhkan wira usaha baru.
6.    Pemanfaatan sumber daya alam yang bedaya guna, optimalisasi pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup serta konsisiten perencanaan tata ruang yang berkelanjutan.
7.    Meningkatkan kemandirian generasi muda , perempuan dan kesetaraan gender serta perlindungan anak.
8.    Revitalisasi proses Desentralisasi dan otonomi daerah melalui Reformasi Birokrasi dan penguatan otonomi desa demi terciptanya tata Pemerintahan yang bersih, inovatif , kreatif dan efisien berbasis pelayanan publik.
9.    Meningkatkan kualitas Demokrasi yang bermartabat dan bermoral sebgai bentuk perwujudan pelaksanaan hak azasi manusia (HAM)

PROGRAM PRIORITAS

  1. 1.      Pengendalian Biaya Pendidikan ( Gratis SPP SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) dan Bea Siswa Penuh Bagi Sisiwa Berpretasi.
  1. 2.      Gratis Biaya Pelayanan Kesehatan Dasar Dan Raat Inap Puskesmas dan kelas III RSUD
  1. 3.      Penyediaan Dana Penyangga Pembelian Hasil Pertanian Dan Perikanan
  1. 4.      Bantuan Biaya Oprasional Tempat Ibadah (Ponpes, Masjid, Musholla, Gereja, Dan Kelenteng )
  1. 5.      Insentif untuk guru PTT/GTT/Ustadz/Ustadzah (MI/MTS/MADIN/TPQ/PONPES/PAUD)
  1. 6.      Menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 50.000
  1. 7.      Penguatan permodalan untuk UMKM dan PKL
  1. 8.      Pengamanan distribusi dan pengendalian  harga bahan pokok
  1. 9.      Pembangunan kawasan wisata religi, alam, budaya dan minat khusus
  1. 10.  Peningkatan bantuan dana pembinaan pemuda dan olah raga secara signifikan
11.  Peningkatan tunjangan untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa
12.  Insentif untuk RT, RW , BPD
13.  Peningkatan Bantuan Keuangan dan Pembangunan Desa
14.  Peningkatan kesejahteraan PNS dan Pegawai ( Pelaksanaan Remunerasi atau perbaikan gaji PNS dan Tunjangan termasuk Tunjangan Tahunan dan Lauk Pauk )